Enzim adalah katalis yang mempercepat bioreaksi yang
berstruktur protein dan diproduksi oleh sel hidup. Ada 2 jenis enzim
berdasarkan lokasi aktivitasnya :
· ENDOENZIM : fungsi
katalisanya di dalam sel
· EKSOENZIM : fungsi
katalisanya di luar sel
Struktur
enzim terdiri dari 3 komponen
utama :
1. APOENZIM (Tidak
Aktif)
Merupakan senyawa
protein dengan struktur kimia tertentu, di mana reaksi biokomiawi berlangsung.
Setiap jenis enzim memiliki apoenzim yang sama sekali berbeda struktur
molekulnya dari enzim lainnya. Apoenzim menentukan reaksi kimia spesifik yang
dikatalisa. Sifat spesifik dari apoenzim ini ditentukan oleh susunan asam
aminonya.
2. KOENZIM (Tidak
Aktif)
Koenzim merupakan bagian
enzim yang bersifat reaktif. Koenzim tidak bersifat spesifik, suatu koenzim
dapat berikatan dengan apoenzim yang berbeda untuk melakukan reaksi katalisa
yang sama terhadap substrat yang berbeda. Koenzim mempunyai struktur kimia
tertentu yang telah diketahui. Ada 3 koenzim utama yaitu : difosfopiridin
nukleotida (DPN), adenosin triposfat (ATP), koenzim A (CoA).
3. AKTIVATOR
(KOFAKTOR)
Aktifator adalah bagian
enzim yang berupa kation logam tertentu. Berfungsi untuk mengaktifkan enzim
tersebut, menentukan kekuatan ikatan substrat dan enzim.
Semua reaksi enzimatik
merupakan reaksi kimia yang bersifat reversibel. Sebelum reaksi berlangsung,
setiap molekul substrat mempunyai tingkat energi tertentu. Agar reaksi
enzimatik dapat berlangsung, suatu kondisi teraktifasi harus tercapai terlebih
dahulu. Jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai kondisi teraktifasi atau
fase transisi dari suatu molekul substrat pada suhu tertentu disebut ENERGI
AKTIFASI. Pada fase transisi di
mana terdapat kemungkinan tertinggi bahwa suatu ikatan kimia akan patah untuk
membentuk produk. Enzim mepercepat reaksi biokomiawi seluler karena mampu
memperkecil kebutuhan energi aktivasi.
Hal-hal yang dapat
mempengaruhi reaksi enzimatik :
1. Suhu
Laju reaksi enzimatik
akan meningkat apabila suhu dinaikkan hingga batas kestabilan enzim. Laju
reaksi pada hampir semua reaksi enzimatik meningkat dua kali lipat pada setiap
kenaikan suhu. Koefisien suhu Q10 ternyata berlainan ubtuk setiap jenis enzim,
karena ditentukan besarnya energi aktifasi dari reaksi yang dikatalisis. Reaksi
enzimatis umumnya memiliki suhu optimum.
2. pH
Kebanyakan enzim
memiliki kisaran pH tertentu di mana aktifitasnya maksimal. Di bawah atau di
atas kisaran pH tersebut maka aktifitas enzim dapat menurun. Profil aktifitas
enzim terhadap pH pada umumnya berbentuk lonceng. Hubungan antara aktifitas
enzim dan pH pada enzim tergantung pada tingkah laku asam-basa dari enzim dan
substrat. Bentuk profil aktifitas enzim dan pH biasanya bervariasi menurut
konsentrasi substrat, karena harga Km ditentukan oleh pH.
3. Inhibitor
Inhibitor enzim adalah
zat selain substrat yang dapat membentuk kompleks dengan enzim. Inhibitor dapat
mengurangi kuantitas enzim sehingga mengurangi jumlah produk yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar