Sabtu, 08 Juni 2013

ENZIM

Pengertian Enzim. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
  1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
  2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
http://static.sman10garut.sch.id/wp-content/uploads/2011/09/apoenzim.jpg
2. Koenzim. Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifattermostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalahdehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen.
http://static.sman10garut.sch.id/wp-content/uploads/2011/09/koenzim.jpg
Koenzim dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti NAD atau donor dari gugus kimia, seperti ATP (Adenosin Tri Phosfat).
Gambar 2.1 Holoenzim, apoenzim, koenzim, dan substrat
Gambar 2.1 Holoenzim, apoenzim, koenzim, dan substrat
Sifat-sifat enzim sebagai berikut.
a. Enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur tinggi.
b. Efektif dalam jumlah kecil.
c. Tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung.
d. Tidak memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi.
e. Spesifik untuk reaksi tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim dan aktivitas enzim sebagai berikut.
  • Temperatur atau suhuUmumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun dan enzim menjadi rusak.
  • Air
    Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mu-lailah biji berkecambah.
  • pHPerubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.
  • Hasil akhirKecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
  • Substrat
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi enzim tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat.
  • Zat-zat penghambatZat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa.
Contoh-contoh enzim dalam proses metabolisme sebagai berikut.
  • Enzim katalase. Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Katalase 2H2O2  2H2O + O2
  • Enzim oksidase. Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
  • Enzim hidrase. Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase, akonitase.
  • Enzim dehidrogenase. Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lain.
  • Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
  • Enzim karboksilase. Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.
  • Enzim desmolase. Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.

  • Enzim peroksida. Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.

glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis

Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.

faktor yang mempengaruhi enzim

Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim - Selain adanya zat penghambat (inhibitor), kerja enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: adanya zat pengaktif (aktivator), suhu, hasil akhir, pH, konsentrasi enzim atau substrat, dan air. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Zat-zat pengaktif (aktivator)

Zat-zat kimia tertentu dapat memacu atau mengaktifkan kegiatan enzim. Contoh: garam-garam dari logam alkali dan logam alkali tanah dengan konsentrasi encer, ion kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni), magnesium (Mg), dan klor (Cl).

b. Suhu

Setiap enzim dapat bekerja dengan efektif pada suhu tertentu dan aktivitasnya akan berkurang jika berada pada kondisi di bawah atau di atas titik tersebut. Kondisi yang menyebabkan kerja enzim menjadi efektif ini disebut kondisi optimal. Sebagian besar enzim pada manusia mempunyai suhu optimal yang mendekati suhu tubuh (35 oC - 40 oC). Pada suhu tinggi (>50 oC), enzim dapat rusak dan pada suhu rendah (0 oC), enzim menjadi tidak aktif. Perhatikan Gambar 2.7. Suhu yang tidak sesuai tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk sisi aktif enzim. Sifat en zim yang tidak tahan panas atau dapat berubah karena pengaruh suhu ini disebut termolabil. 

Grafik pengaruh suhu aktivitas enzim
Gambar 1.1. Grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
c. pH 

Selain suhu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim adalah derajat keasaman (pH). Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7) atau pH asam (<7) tergantung pada jenis enzim masing-masing. Perhatikan Gambar 2.8. Enzim pencerna protein misalnya, mempunyai pH paling optimal 1-2, sedangkan enzim pencernaan yang lain mempunyai pH optimal 8. Pada pH tertentu, enzim dapat mengubah substrat menjadi hasil akhir. Kemudian, apabila pH tersebut diubah, enzim dapat mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat.

Grafik pengaruh pH aktivitas enzim
Gambar 1.2. Grafik pengaruh pH terhadap aktivitas satu jenis enzim
d. Hasil akhir

Kalian telah mengetahui bahwa dalam suatu reaksi kimia diperlukan adanya reaktan yang akan diubah menjadi produk atau hasil akhir. Hasil akhir merupakan senyawa baru sebagai hasil pembentukan maupun penguraian reaktan. Apabila hasil akhir ini banyak, enzim akan sulit bergabung dengan substrat sehingga reaksi kimianya berlangsung lambat.

e. Konsentrasi enzim

Konsentrasi enzim yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan reaksi secara linear (kecepatan bertambah secara konstan). Dapat dikatakan bahwa hubungan antara konsentrasi enzim dengan kecepatan reaksi enzimatis berbanding lurus. Kecepatan reaksi suatu enzim satu dengan yang lain berbeda-beda meskipun mempunyai konsentrasi enzim yang sama. Konsentrasi enzim yang sangat tinggi dalam suatu sistem yang kompleks akan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi.

Hubungan laju reaksi konsentrasi enzim
Gambar 1.3. Hubungan laju reaksi dengan konsentrasi beberapa enzim.

Hubungan log enzim kecepatan reaksi enzimatik
Gambar 1.4. Hubungan V dengan [E] sangat tinggi pada  sistem yang kompleks.
f. Konsentrasi substrat

Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis hampir secara linear. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan jumlah substratnya. Kecepatan maksimum (Vmax) reaksi enzimatis ditunjukkan dengan garis mendatar yang menggambarkan peningkatan kecepatan reaksi yang rendah seiring penambahan konsentrasi substrat.

Hubungan konsentrasi substrat kecepatan reaksi enzimatik
Gambar 1.5. Hubungan konsentrasi substrat kecepatan reaksi enzimatik
g. Air

Menurut penelitian, di dalam biji terdapat bermacam-macam enzim. Masih ingatkah kalian dengan perkecambahan biji? Ya, pada proses perkecambahan, imbibisi air pada biji yang sehat dan telah tua akan mengaktifkan enzim- enzim dalam biji sehingga biji berkecambah.

Anda sekarang sudah mengetahui
 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :


Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

enzim dan strukturnya

Enzim adalah katalis yang mempercepat bioreaksi yang berstruktur protein dan diproduksi oleh sel hidup. Ada 2 jenis enzim berdasarkan lokasi aktivitasnya :
· ENDOENZIM : fungsi katalisanya di dalam sel
· EKSOENZIM : fungsi katalisanya di luar sel


Struktur enzim terdiri dari 3 komponen utama :
1. APOENZIM (Tidak Aktif)
Merupakan senyawa protein dengan struktur kimia tertentu, di mana reaksi biokomiawi berlangsung. Setiap jenis enzim memiliki apoenzim yang sama sekali berbeda struktur molekulnya dari enzim lainnya. Apoenzim menentukan reaksi kimia spesifik yang dikatalisa. Sifat spesifik dari apoenzim ini ditentukan oleh susunan asam aminonya.
2. KOENZIM (Tidak Aktif)
Koenzim merupakan bagian enzim yang bersifat reaktif. Koenzim tidak bersifat spesifik, suatu koenzim dapat berikatan dengan apoenzim yang berbeda untuk melakukan reaksi katalisa yang sama terhadap substrat yang berbeda. Koenzim mempunyai struktur kimia tertentu yang telah diketahui. Ada 3 koenzim utama yaitu : difosfopiridin nukleotida (DPN), adenosin triposfat (ATP), koenzim A (CoA).
3. AKTIVATOR (KOFAKTOR)
Aktifator adalah bagian enzim yang berupa kation logam tertentu. Berfungsi untuk mengaktifkan enzim tersebut, menentukan kekuatan ikatan substrat dan enzim.


Semua reaksi enzimatik merupakan reaksi kimia yang bersifat reversibel. Sebelum reaksi berlangsung, setiap molekul substrat mempunyai tingkat energi tertentu. Agar reaksi enzimatik dapat berlangsung, suatu kondisi teraktifasi harus tercapai terlebih dahulu. Jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai kondisi teraktifasi atau fase transisi dari suatu molekul substrat pada suhu tertentu disebut ENERGI AKTIFASI. Pada fase transisi di mana terdapat kemungkinan tertinggi bahwa suatu ikatan kimia akan patah untuk membentuk produk. Enzim mepercepat reaksi biokomiawi seluler karena mampu memperkecil kebutuhan energi aktivasi.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi reaksi enzimatik :
1. Suhu
Laju reaksi enzimatik akan meningkat apabila suhu dinaikkan hingga batas kestabilan enzim. Laju reaksi pada hampir semua reaksi enzimatik meningkat dua kali lipat pada setiap kenaikan suhu. Koefisien suhu Q10 ternyata berlainan ubtuk setiap jenis enzim, karena ditentukan besarnya energi aktifasi dari reaksi yang dikatalisis. Reaksi enzimatis umumnya memiliki suhu optimum.
2. pH
Kebanyakan enzim memiliki kisaran pH tertentu di mana aktifitasnya maksimal. Di bawah atau di atas kisaran pH tersebut maka aktifitas enzim dapat menurun. Profil aktifitas enzim terhadap pH pada umumnya berbentuk lonceng. Hubungan antara aktifitas enzim dan pH pada enzim tergantung pada tingkah laku asam-basa dari enzim dan substrat. Bentuk profil aktifitas enzim dan pH biasanya bervariasi menurut konsentrasi substrat, karena harga Km ditentukan oleh pH.
3. Inhibitor

Inhibitor enzim adalah zat selain substrat yang dapat membentuk kompleks dengan enzim. Inhibitor dapat mengurangi kuantitas enzim sehingga mengurangi jumlah produk yang dihasilkan.

Hai semua,, ini carpon buatan admin Bank Of Science sendiri loh tapi dalam bahasa sunda, jika ada yang tidak mengerti bahasa nya boleh di tanyakan. Terimakasih, semoga dapat menghibur

Cahaya bentang pating gurilap, bulan imut ngagelenyu ninggali kuring keur diuk di jandela kamar bari ngainghak ceurik, angina ngahiliwir karasa tiis, peuting ieu bet meuni asa endah katempona, tapi kunaon hate kuring bet meuni asa ripuh, rasa kaambek geus pinuh na ubun-ubun, kuring haying ngambek tapi teu bias, meureun kusabab kuring awewe jadi naluri kuring leuwih gede tibatan rasa amarah. Sarebu tanya minuhan pikiran kuring, naha bet ibu sareng bapa jadi teu ngawidian kuring ngilu pasanggiri eta, teu pira ngan saukur nulis jeung mikir, asa ku araraneh. Leuheung lamun diulahkeunnana the mun  kuring ngilu pasanggiri model anu gutak gitek di catwalk, kuring ge rada kaharti mun kitu mah, mung ieu mah aduh… ah pararusing, dug sek kuring ngarungkup dina simut.

Kongkorongooook….
Tok,tok,tok….    

“Teh gugah atos siang” kadenge sora indung  kuring ngagero bari ngetrokan panto, kuring ngaleret  kana jam, “Aduh jam 05.00” kuring reuwas, henteu biasana kuring hudang sabeurang kieu kuring nangtung tur muka panto bari wegah mun kuring  keur teu solat jeung sakola mah mereun kuring moal kaluar ti kamar sapopoe, arek jadi nyi komar we ha,ha. Kuring kaluar ti kamar tungkul bari jamedud, “Cu, kunaon bageur meuni jamedud kitu?” pok bapa kuring nanya, kuring ngan saukur imut ngagelenyu bari wegah, “Neng geulis, ibu mah teu ngawidian teh lain ulah tapi ibu nyaah sieun Neng kunanaon, apan Neng teh anak nu dipika deudeuh ku ibu sareng bapa jadi mataksieun lamun aya nanaon mangkaning Jogjakarta teh lain tempat anu deukeut”. Indung kuring ngadeukeutan bari ramisak ceurik, hal anu teu bias ku kuring ditempo teh nyaeta nempo ibu jeung bapa kuring ngaluarkeun cimata. Kuring nangkeup indung kuring tur pok ngomong “Ibu, Neng moal ngiring upami ibu sareng bapa teu ngawidian mah, hampura Neng tos salah paham ka ibu sareng bapa”. Kuring ngilu ceurik nginghak “Jung cu, jung bapa sareng ibu ngawidian demi kasuksesan Neng, doa ibu sareng bapa aya dina tiap langkah Neng”. Kuring bingah, kuring jangji moal ngecewakeun ibu sareng bapa, kuring pasti berjuang.
* *  *
         
Braaaak… kadenge aya nu ngebragkeun meja “Nisaaaaa….kerjakeun soal dihareup, ngalamun wae” kuring reuwas, katempo dosen kuring geus nangtung hareupeun kuring bari melak cangkeng, kuring karek nyadar yen tadi kuring keur ulin ka hayalan jaman baheula basa kuring SMA, ayeuna kuring geus jadi panulis, 3 novel jeung 1 kumpulan carpon kuring geus di publikasikeun jeung meunang respon anu alus ti masarakat. Kuring Annisa, umur kuring ayeuna 20 taun, kuring kuliah di salah sahiji universitas di kota Bandung jurusan Sastra jeung Bahasa semester 4. “Nisaaa hayoh kahareup cicing wae !” dosen kuring ngambek, kuring buru-buru ngajawab bari tungkul sieun “Tapi pa, kuring teu acan paham” ayeuna dosen kuring ngaleret ka sakabeh murid nu aya di kelas “Sok, saha anu arek ngabantuan Nisa ngerjakeun soal di hareup?” tantang dosen eta, jep sakabeh murid jempling “Kuring Pa” ceuk hiji sora ti tukang, kuring ngaleret ka tukang wahh… saha eta  anu arek ngabela kuring, aya rasa atoh dina hate kuring sabab kuring aya nu ngabela. Sangges kajadian eta kuring jadi deukeut jeung jalma anu ngabelaan kuring kamari, jalma eta teh ngarana Sam, biasa di sebut kitu tapi ngaran aslina mah Samuel cenah.

          Jadwal kuliah geus beres, kuring buru-buru rek balik tapi pas rek kaluar gerbang kampus, breeeetttt,, hujan gede jadi kapaksa kuring ngiuhan heula, muga we hujanna sakeudueng, “Nisa…” kuring reuwas, aya anu nepak taktak kuring, “Eh” kuring ngereret “Ah, Sam geuning, aya naon?” kuring bingung nempo manehna aya didieu oge, “Gak apa-apa ko Sa he,he” manehna imut, aduh meuni lucu katinggalina, aduh kuring mikir naon sih, entong kitu Nisa hayoh istigfar. Sam lain asli urang Sunda, manehna katurunan Tionghoa jadi teu aneh lamun panonna rada sipit tur kulitna bodas, manehna can rada bentes ngomong sunda jadi bahasana sakapeung campuran, Indonesia jeung sunda. Kadenge sora adan ngumandang kuring niat arek solat heula bari nungguan hujan, “Eh Sam, punten Nisa bade awoh ashar heula nya ka masjid” kuring ngaleos ninggalkeun Sam anu katempona rada bingung ngartikeun omongan kuring bieu.

Di mesjid kampus
“Assalamualaikum wr.wb” astagfirullah, kuring ngajenghak reuwas pas salam kadua tanda beres solat pameunteu kuring pasangrok jeung pameunteuna Sam, aduh ti iraha budak ieu di dieu, ;’Haaah, Sam ngareureuwas” kuring ngagebug leungeunna “Sam terang timana Nisa aya di dieu? aduh make kadieu sih ieu budak pan ieu mah tempat khusus akhwat” kuring ngomong bari nyiwit pipina “Aduh Nisa sakit” ceuk manehna bari ngusap pipina nau di ciwit bieu ku kuring, kuring ngan bisa seuseurian nempo manehna nyerieun, ha,ha.. “Nisaa kamu lagi apa tadi? Ko pake baju putih kaya pocong aja, hi,hi” manehna nanya bari ngeleg “Ih Sam, (kuring jamedud) tadi kuring solat, solat teh ibadah anu wajib di laksanakeun ku sakabeh umat muslim, kin cerita lengkepna di jalan we nya isin di dieu mah seueur jalmi” kuring jeung Sam tuluy indit kaluar. Loba pisan pertanyaan anu di ajukeun ku manehna ka kuring soal agama, kuring malum da kuring jeung manehna mah beda agama, agama manehna mah keristen.

          Lila beuki lila kuring jadi deukeut jeung manehna, aya rasa anu beda dina hate Lmun kuring ninggali raray na, kuring bingung rasa naon eta, nu jelas rasa ieu hoyang pisan lamun nempo manehna bagja. Kuring leumpang ka kelas bari ngabogaan rasa bagja, sabab rek papanggih jeung pujaan hate anu dipikaheman geus saminggu kuring teu papanggih jeung manehna, sugan we poe ieu mah aya. Satepina di kelas, kuring lurat-leret ka sakuriling kelas tapi teu katempo anu di tutungguan teh, ah meureun can datang hate kuring ngabatin. Bet aya rasa karingrang ngarungkupan. Kaluar ti kelas, kuring buru-buru ka kost an, jarak ti tempat kuliah ka kost an kuring teh deukeut. Jadi, bisa kalampah ngan saukur ku leumpang. Rencana na ti kost an kuring rek neang Sam ka imah na, sieun aya kajadian nu teu dipikahayang nimpa ka manehna, das sms kuring teu di bales, telepon oge teu di angkat.

          Tok,tok,tok…“Punten” kuring ngetrok panto bari ngagero, kadenge panto dibuka “Iya, eh ini Neng Nisa ya? mari masuk” ceuk nu muka panto ramah, haaaah kuring reuwas, naha anjeunna nyaho yen kuring teh Nisa apan kuring  teu  acan pernah kadie, nyaho imahna ge  karek bieu ti babaturan kuring. “Oh muhun” kuring ngan saukur bisa imut tapi hate mah ringrang maratan langit, tuluy kuring asup bari olohok waah.. bener ieu teh imah Sam aduh gede pisan subhanallah kawas istana, “Neng Nisa silahkan duduk, sebentar bibi panggilkan dulu ibunya” oh jadi eta pembantuna, tapi dangdananna keren kos lain pembantu, tuluy pembantu eta indit. Teu kungsi lila, “Assalamualaikum” katinggali aya awewe saumuran indung kuring nangtung di hareupeun kuring “Waalaikumsalam” buru-buru kuring ngajawab “Oh ini Nisa ya? Samuel sering cerita tentang Nisa, katanya Nisa baik,cantik, keliatannya Sam sayang sekali sama Nisa, kalau Nisa gimana sama Sam?” kuring reuwas maratan langit, ieu indungna Sam? Haah.. naha make kerudung apan keluargana Sam agamana keristen, kuring masih keneh bingung tur ngajawab “Muhun ibu, Nis age nyaah (jawab kuring bari lingsem) ehm, punten ibu upami Sam kamana atos 7 dinten teu lebet ka kuliah?” ngadenge pertanyaan eta indungna Sam cicing, wah aya naon ieu kuring sieun,rasa ringrang balik ngarungkupan kuring, aya naon? Sarebu tanya jeung kasieun minuhan pikiran kuring. “Nisa ayo ikut ibu, ada sesuatu yang mau ibu tunjukkan tapi ibu gak bias bilang sekarang” indung Sam langsung nangkeup kuring, kuring teu ngarti naon maksudna tuluy indungna pok ngomong “Terimakasih ya sayang” cimata langsung ngucur ti mata indung Sam. Sam? kamana anjeun?

          Sapaparat jalan kuring ngan bisa tungkul sabari maca kalimah kalimah zikir, sakapeung indungna Sam nyekel leungeun kuring tanda nenangkeun. “Nisa kita sudah sampai” kuring beunta tuluy luak lieuk kasakuriling tempat eta, naha indung Sam ngajak kuring ka pasantren kieu, kuring leumpang nuturkeun indungna Sam, indungna Sam ngetrok ka hiji panto, bray panto eta di buka, kuring olohok kasengsem “Sam” bener anu diuk eta Sam? subhanallah kasep pisan, manehna make gamis jeung peci bodas meuni rapih katinggalna, “Nisa” indungna Sam ngagupayan ngajak diuk ka kuring tuluy indungna Sam nyaritakeun naha Sam bet aya di dieu, manehna jeung kulawargana ayeuna geus islam, subhanallah kuring bingah kabina bina, saurna Sam berubah gara-gara kuring, Sam nyaah pisan ka kuring, kulawargana ge teu nentang basa Sam mutuskeun rek asup islam malah kulawargana ngilu asup islam.

          Di taman kawasan pasantren eta kuring leuleumpangan jeung Sam, aduh kuring teu kiceup kiceup nempo dirina subhanallah sababaraha kali kuring ngucap kalimah eta (aduh kuring meuni sungguh terlalu ha,ha) di tengah tengan jalan Sam  ngeureunkeun leumpangna tuluy malik neteup kuring, kuring asa risih di kitukeun ku manehna “Nisa ayeuna urang tos saagama, Nisa hoyong teu jadi bidadari anu maturan hirup Sam salilana dunia sarta aherat?” kuring lingsem tanda satuju.


Post By qodrika lestari

Contoh Carpon Bahasa / Basa Sunda Ku Mamat Sasmita
CARPON : NGUSEUP

Ku : MAMAT SASMITA

Kang Sabri ngingkig indit ka kidulkeun. Tuturubun ka handapeun jambatan di sisi walungan. Alak ilik, néangan tempat nu merenah keur nguseup. Maju ka beulah kulon, néangan tempat nu liuh. Deukeut rungkun sadagori eureun, didinya caina rada ngajumbleng teu nyéot teuing. Siga leuwi. Tuluy bebenah. Tali kenur nu rada kusut dibébérés, dipasangkeun kana jeujeur weregu. Useup dieupanan ku cacing kalung. Lung useup dialungkeun kana cai nu ngajumbleng. Diuk andéprak dina jukut nu semu reumisan. Tabuh salapan isuk-isuk keur meujeuhna haneut moyan. Langit lénglang. Angin ngahiliwir. Nyaksrak haneut matapoé kana tonggong, diusapan ku angin ngahiliwir, genah karasana.
Poé ieu rék nguseup, rék mopohokeun karudet sapopoé. Mata dipaké manco kana tungtung jeujeur, mata manco kana kanur, mata manco kana kukumbul. Sakapeung panon lalajo budah cai nu silih udag, sakapeung panon lalajo runtah nu palid, sakapeung panon lalajo tungtung daun nu kaoyagkeun angin. Pikiran museur hayang meunang lauk gedé.

Ngalelentuk nyekel jeujeur, karasa cangkeul. Jeujeur digolérkeun dina jukut, didempét ku keuneung, bisi jeujeur kagusur mun aya nu nyanggut. Muka kantong nu disoléndangkeun. Ngaluarkeun bebekelan, kulub sampeu jeung cai haneut dina termos leutik. Lemper dua siki jeung leupeut dua siki. Meunang meuli ti warung Ceu Enyi basa rék indit. Karasa ni’mat ngagayem kulub sampeu diguguntur ku cai haneut. Ditambah ku ngagayem leupeut hiji, pédah tadi isuk can sasarap.
Séak jeujeur aya nu metot. Ngajol. Méh-méhan teu karawél. Jeujeur weregu melentung da ditahan terus semu dikenyedkeun, tuluy digolosor bari kenur ditarik, digolongan. Tah didieu ni’matna nguseup téh keur pabetot-betot jeung lauk, mun teu tapis ngulur jeung narik, lauk bisa leupas deui atawa kenur pegat.
Gudibegna lauk kaciri dina cai nu rada ngambul mulek, meunang bibit yeuh.
Lauk béak tanaga, nyanghap kaluhur, biwirna katiir ruruhit useup. Lauk engap-engapan ngahégak capé. Pasrah, kokoléaban dina beungeut cai.
Enyaan bibit, mun ditimbang mah kira-kira aya sakiloeun, kitu gerentes kang Sabri.
Kang Sabri muru ka sisi walungan, nu dicekel lain jeujeur deui tapi kenurna, dipulut ku leungeun. Lauk ngambang engap-engapan. Barang rék kep dicekel pisan, lauk ngagudibeg, cai muncrat kana beungeut kang Sabri. Bis baé leupas.
Lauk ngoléab deui. Kek ditéwak, beunang. Dibawa ka darat. Lauk teh buncir, siga keur endogan, boa-boa tereh megar.
Kang Sabri neuteup lauk, lauk neuteup kang Sabri.
Biwir lauk engap-engapan. Kang Sabri ngahuleng, engapna lauk siga nu ngajak ngomong. Lila-lila lauk limpeu, ku kang Sabri diwadahan kana koja bekelna, tuluy di kana caikeun..
Lauk buncir hayang leupas, koja dicangreudkeun kana sadagori. Lauk buncir ngagudibeg, koja jadi panjara.

Kang Sabri ngalungkeun deui useup ka leuwi, dikenyed-kenyed sangkan kenurna merenah, panon manco ka tungtung kenur, kana jeujeur weregu.
Lauk dina koja ngagudibeg, kang Sabri ngarérét. Enya buncir lauk téh, keur endogan, téréh megar.
Mun ieu lauk diala, digoréng, dicobék make sambel jahé atawa dipésmol, endogna pasti pungkil jeung girinyih. Didahar sosoranganan bari sila andekak, nyetrok céngék, seuhah, ni’mat kabina-bina.
Tapi saha nu rék masakna?, di imah ngan sosoranganan, imah gé ukur kamar kontrakan. Sabenerna gampil nu masak mah, tinggal dibikeun ka ceu Enyi, nu boga warung hareupeun kamar kontrakanana. Moal burung diasakan sapaménta. Bageur Ceu Enyi mah, mindeng ngirim deungeun sangu, mindeng méré nganjuk mun keur teu boga duit keur meuli deungeun sangu.
Kang Sabri, lalagasan kénéh, gawé jadi guru sakola dasar, kakara dua taun diangkat jadi pagawé nagri. Mun pasosoré ka kamar kontrakanana, rajeun sok datang anak ceu Enyi, nu kakara kelas lima sakola dasar ngadon nanyakeun PR ti sakolana. Wekel budak téh, teu risi tatanya, pinter budak téh da teu weléh réngking di sakolana. Éta meureun pangna ceu Enyi jadi bageur. Keur kang Sabri mah resep wé ngajar ka barudak téh, da éta mah geus tugasna, prédikat guru téh teu leupas najan teu keur di sakola, dimana baé gé kudu tetep méré conto ka barudak.
Ayeuna gé nguseup téh pédah wé keur poé peré, rék balik ka lemburna rada hororéam ma’lum ahir bulan, boga bekel téh ukur cukup keur dahar.

Lauk kokoléaban dina koja, enya gedé lauk téh, mun dijual bakal payu meureun dua puluh rébu mah, cukup keur ngabanjel dahar dua poéeun. Lauk diteuteup, buncir pisan.
Endogna pasti loba, mun megar pasti ngarébu atawa saeutikna ngaratus burayak, anak lauk.
Lauk engap-engapan, kang Sabri neuteup ka jauhna, kana budah cai nu kabawa palid, kana tungtung jeujeur, kana kenur nu keur manteng. Mun lauk digoréng, didahar jeung sambel jahé, ukur ni’mat saharita. Mun lauk dileupaskeun tuluy endogna megar, meureun bakal baranahan, lauk nu galedé bakal nambahan di ieu walungan. Kang Sabri inget ari keur méré pelajaran lingkungan hidup ka barudak. Sok nganaha-naha ka nu ngala lauk make sétrum. Sok nganaha-naha ka nu ngala lauk maké tuak. Sok nganaha-naha ka nu miceun runtah sahayuna. Sok nganaha-naha ka pabrik nu miceun cai kotor sahayuna. Sok nganaha-naha ka nu ngaranjah leuweung sahayuna.

Jeujeur nu dicekel diselapkeun jeung kenurna dicangreudkeun kana tangkal sadagori, Kang Sabri ngadeukeutan kana koja, pikiranana sabil leupaskeun atawa entong. Mun digoréng garing dicocolkeun kana sambel jahé, bakal ni’mat didaharna, mun dileupaskeun, endogna bakal megar jadi burayak sakitu lobana. Kang Sabri panceg, mending dileupaskeun. Kang Sabri inget ka kapiadina nu keur bureuyeung bulan alaeun, mun leumpang siga nu ngagégag, teu weléh nyekel beuteung. Kang Sabri inget kumaha cakah cikihna kulawarga waktu kapiadina brol ngajuru. Kang Sabri ngadéngé kumaha ngahégakna nu ngajuru. Kang Sabri milu ngarasakeun kumaha bagjana nu ngajuru kalawan salamet, orok diadanan, orok dimandian, orok dibagéakeun. Indung jadi papayung, indung tempat panyalindungan, kanyaah indung moal laas ku jaman.
Koja dibuka, lauk disorong sina ngoloyong ka walungan bari pok ngomong lalaunan “Leungli jung geura ngajuru, sing baranahan, anak manéh sing loba minuhan ieu walungan, geura aping anak manéh nepi ka gedé. Bulan hareup uing rék nguseup deui didieu, meureun bulan hareup mah manéh téh kawajiban ngaping anak geus lekasan, manéh kudu nyantok deui eupan kami” kang Sabri nyebut leungli téh pédah inget kana dongéng Si Leungli, lauk nu sosobatan jeung budak awéwé lanjang.
Keur kitu aya nu ngomong tukangeunana, teu kanyahoan ti mana jolna “Naha dileupaskeun jang guru?”.
Ari dilieuk sihoréng mang Kanta, tukang béca nu sok mangkal di hareupeun sakola tempat kang Sabri ngajar.
“Eu..sumuhun mang, karunya nuju buncir endogan”.
“Lah jang guru mah, ari ka emang teu karunya kitu?. Mun di ka emangkeun mah cekap kanggo ngalironan beas tilu kiloeun”.
Kang Sabri teu ngomong, ukur ceuleumeut bari sibanyo terus mérésan koja. Kang Sabri teu mikir nepi ka dinya, teu mikir lauk kudu dibikeun ka mang Kanta.
“Muhun mang, engké upami kénging deui” ukur kitu omong kang Sabri.
“Leres jang guru, da panginten urang mah benten paniatan nguseup téh. Éta emang mah sakapeung sok nongton nu nguseup di laut dina télévisi, geuning upami tos kénging téh laukna sok teras dileupaskeun deui”
“Bénten paniatan kumaha mang?”
“Ari emang mah nguseup téh teu bénten sareng usaha numbu umur, hasil tina nguseup téh kanggo barangdahar barudak, selang-selang tina ngabeca. Upami hasilna seueur tiasa digentoskeun kana béas, upami hasilna sakedik nya sok digoréng wé kanggo réncang sangu. Ari niat jang guru mah panginten nguseup téh mung sakadar kalangenan, mung resep nuju disanggutna, hasil laukna sanés udagan. Suka bungah téh nuju pabenyeng-benyeng kenur, melengkungna jeujeur, gudibegna lauk. Ari kanggo emang mah suka bungah téh ningali anak tiasa barang dahar, balakécrakan dahar lauk”.
Kang Sabri unggut-unggutan, kang Sabri mulut kenur, kang Sabri memeres jeujeur.
Mang Kanta ngajogo nungguan useup disanggut. Kang Sabri amitan mulang tiheula.


Sabulan ti harita dina mangsa poé peré, kang Sabri keur ngajogo sisi walungan, tempatna urut nguseup bulan kamari. Jeujeur weregu di lelempeng, tali kenur dibébérés, ruruhit useup make eupan cacing kalung. Niat nguseupna hayang meunang lauk gedé, mun meunang, laukna rék dibikeun ka mang Kanta.
Useup dialungkeun kana cai nu liuh, nu caina semu muih lalaunan.
Anteng manteng, neuteup tungtung jeujeur, anteng neuteup tungtung kenur, anteng neuteup budah cai.
Cék sawaréh nguseup téh pagawéan tambuh laku, ngajejentul moé manéh. Cék sawaréh nguseup téh neundeun harepan, apan rijki mah tara pahiri-hiri. Kang Sabri salila-lila ngelelentuk neundeun harepan, hayang ningali barudak mang Kanta balakécrakan.
Méh tengah poé, jedud useupna aya nu nyantok, gulusur kenur kadudut, jeujeur geuwat dikenyang ngagentak. Lauk karasa nyoloyong ngilu kana kenur nu dipulut, euweuh gudibeg, euweuh pabenyéng-benyéng kenur.
Kaciri lauk badag, nyoloyong nuturkeun kenur. Kang Sabri olohok, di tukangeun lauk badag ting gurilap lauk leutik siga nu ngiringkeun, loba, loba pisan, ngaratus boa ngarebu. Laleutik kénéh sagedé-gedé cinggir budak.
Lauk badag beuki nyoloyong nampeu kana biwir cai hareupeun kang Sabri.
Subhanalloh cék kang Sabri. Kang Sabri turun ngadeukeutan lauk tuluy dirampa dihanjatkeun ka darat lalaunan, diangkat ku dua dampal leungeun. Lauk cicing, lauk ukur engap-engapan.
“Ieu téh manéh leungli?” kang Sabri ngomong semu ngaharewos. Lauk ngagibeg lalaunan.
Dina biwir cai anak lauk beuki ngaronyok, siga hayang ngajol ngadeukeutan ka lauk badag, ka indungna.
Kagambar beungeut Mang Kanta nganaha-naha basa lauk dileupaskeun deui, kagambar barudak mang Kanta balakecrakan ngadahar goréng lauk.
Lauk badag diusapan, lauk badag dirawu di ka caikeun deui.
“Leungli kuring nganuhunkeun, anjeun geus nohonan jangji, anjeun tigin kana jangji. Jung geura aping anak manéh, sina galedé, sina ngabeungharan ieu walungan” kang Sabri ngaharéwos bari nepak cai, tuluy sibanyo meresihan ramo. Lauk ngoléab, nyoloyong ka tengah cai nu ngajumbleng, ngagedebeg rosa, cai muncrat kana beungeut kang Sabri. Kang Sabri seuri bari ngusap beungeut nu baseuh ku cai walungan. Lauk teuleum dituturkeun ku anakna nu laleutik kénéh.
Kang Sabri bébérés, kenur digolongan, eupan diawurkeun ka walungan. Kang Sabri ngagedig ngingkig balik.